KPK Diminta Usut Tuntas Kasus Google Cloud Nadiem Makarim

Praswad Nugraha tegaskan kasus Google Cloud berbeda dengan Chromebook. KPK diminta berani usut tuntas dugaan korupsi Google Cloud di Kemendikbud.

Sep 8, 2025 - 22:18
 0
KPK Diminta Usut Tuntas Kasus Google Cloud Nadiem Makarim
Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) 2019-2024 Nadiem Makarim (tengah) berjalan menuju mobil tahanan usai pemeriksaan di Jampidsus, Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (4/9/2025)

Jakarta, 7 September 2025 – Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Praswad Nugraha, mengingatkan publik agar tidak terkecoh dalam menyikapi dua kasus besar yang menyeret nama mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Nadiem Makarim). Menurutnya, kasus korupsi layanan Google Cloud dan dugaan penyimpangan dalam pengadaan laptop Chromebook merupakan dua perkara berbeda dengan lingkup, modus, serta aktor yang tidak sama.

Praswad menegaskan, pengadaan Chromebook adalah proyek perangkat keras yang kini ditangani oleh Kejaksaan Agung (Kejagung), sementara kasus Google Cloud berhubungan dengan layanan komputasi senilai triliunan rupiah yang wajar jika ditangani langsung oleh KPK.

Google Cloud vs Chromebook: Dua Kasus yang Berbeda

Dalam keterangannya, Praswad menyoroti pentingnya membedakan kedua perkara ini. Ia menjelaskan bahwa kontrak layanan Google Cloud erat kaitannya dengan program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka yang dijalankan Kemendikbudristek.

Namun, penggunaan anggaran dalam proyek ini diduga tidak melalui proses tender terbuka. Bahkan, muncul indikasi adanya conflict of interest dengan pihak swasta, termasuk perusahaan teknologi besar internasional.

“Independensi KPK menjadi hal utama dalam kasus ini. Jangan hanya berhenti pada level teknis. Jika ada bukti, pejabat tinggi, bahkan menteri, harus diperiksa,” tegas Praswad.

Dorongan Agar KPK Berani

Praswad mengingatkan agar KPK tidak ragu menuntaskan kasus ini hingga ke akar-akarnya. Menurutnya, dukungan publik sangat diperlukan agar kasus ini tidak “digembosi” atau dijadikan alat barter politik.

Ia menilai, korupsi dana pendidikan bukanlah perkara biasa. Mengingat alokasi anggaran pendidikan mencapai 20 persen dari APBN, penyalahgunaan dana dalam jumlah triliunan rupiah sama saja dengan merampas hak generasi penerus bangsa.

“Jika KPK hanya berhenti di pinggirannya saja, maka dana pendidikan bisa terus dijarah oleh segelintir elite,” katanya.

KPK Tetap Lanjutkan Penyelidikan

Meski Kejagung telah menetapkan Nadiem Makarim sebagai tersangka dalam kasus pengadaan Chromebook, KPK menegaskan tetap melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi Google Cloud.

Juru bicara KPK, Budi Prasetyo, menyampaikan bahwa kedua kasus ini berdiri sendiri. “Sampai dengan saat ini penyelidikan perkaranya masih berproses, karena dua hal yang berbeda,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (4/9/2025).

Meski begitu, Budi belum merinci perkembangan lebih lanjut terkait penyelidikan Google Cloud. Ia menegaskan KPK akan memberikan informasi resmi jika kasus ini telah naik ke tahap penyidikan.

Kemungkinan Periksa Nadiem

KPK juga membuka peluang memeriksa Nadiem Makarim dalam kasus Google Cloud. Ketua KPK, Setyo Budiyanto, menuturkan pihaknya akan berkoordinasi dengan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung untuk meminta izin jika memang diperlukan keterangan dari Nadiem.

“Jika penyelidik membutuhkan, pasti ada koordinasi. Kalau sudah sampai tahap upaya paksa, itu juga akan sesuai prosedur,” jelas Setyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Ujian Bagi KPK

Kasus ini dinilai sebagai salah satu ujian terbesar bagi KPK di era digitalisasi layanan publik. Dengan nilai proyek triliunan rupiah dan keterkaitan langsung dengan program nasional di sektor pendidikan, publik berharap KPK berani membongkar jejaring korupsi yang melibatkan pihak swasta nasional maupun internasional.

Jika KPK mampu membuktikan keterlibatan pihak-pihak besar, kasus ini bisa menjadi tonggak penting dalam mempertegas peran KPK sebagai lembaga antirasuah yang independen dan tegas.

What's Your Reaction?

Like Like 0
Dislike Dislike 0
Love Love 0
Funny Funny 0
Angry Angry 0
Sad Sad 0
Wow Wow 0