Zelensky Siap Tatap Muka dengan Putin, Akankah Perang Berakhir?

Jakarta – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyatakan kesediaannya untuk bertemu langsung dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, demi mencari jalan keluar dari konflik yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

Pernyataan itu ia sampaikan usai bertemu Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan sejumlah pemimpin Eropa di Gedung Putih pada Senin (18/8) waktu setempat. Jika terwujud, pertemuan tersebut akan menjadi tatap muka pertama antara Zelensky dan Putin sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina.

“Saya tegaskan kembali, dengan dukungan penuh para pemimpin Eropa, bahwa kami siap untuk pertemuan bilateral dengan Putin,” ujar Zelensky kepada wartawan, dikutip dari AFP pada Selasa (19/8/2025).

Tekanan Internasional dan Dilema Ukraina

Konflik berkepanjangan membuat Zelensky berada di bawah tekanan internasional yang semakin besar. Beberapa pihak menilai Ukraina perlu membuat kompromi, termasuk kemungkinan menyerahkan sebagian wilayahnya, demi mengakhiri perang.

Sebelum pertemuan resmi di Gedung Putih, Trump sudah menekankan bahwa Ukraina sebaiknya melupakan ambisinya untuk merebut kembali Crimea, wilayah yang dicaplok Rusia sejak 2014. Selain itu, Trump juga menegaskan Ukraina tidak akan masuk ke dalam NATO, sesuai tuntutan Moskow.

Namun, Zelensky menegaskan dirinya berhasil memberikan penjelasan lebih detail mengenai situasi di garis depan pertempuran kepada Trump. Ia bahkan menunjukkan peta perang secara langsung dalam diskusi empat mata di Ruang Oval.

“Ini adalah pertemuan terbaik kami. Saya bisa memaparkan kondisi nyata di medan perang kepada rekan-rekan Amerika,” kata Zelensky melalui pernyataan resmi kantornya.

Fokus pada Jaminan Keamanan

Alih-alih membicarakan konsesi wilayah, agenda pembicaraan lebih banyak diarahkan pada penyusunan jaminan keamanan apabila terjadi kesepakatan damai. Hal itu ditegaskan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang juga hadir dalam pertemuan tersebut.

Trump turut menambahkan bahwa jaminan tersebut akan datang dari sejumlah negara Eropa dengan koordinasi bersama Amerika Serikat.

Zelensky menekankan pentingnya komitmen AS dalam memberikan sinyal kuat bahwa mereka akan ikut serta sebagai pihak penjamin keamanan Ukraina.

“Sangat penting bagi Amerika Serikat untuk menunjukkan dengan jelas bahwa mereka akan menjadi salah satu negara kunci dalam koordinasi dan pemberian jaminan keamanan bagi Ukraina,” tegasnya.

Rencana Diplomasi ke Depan

Menurut Zelensky, mekanisme jaminan keamanan itu kemungkinan akan diformalkan dalam waktu dekat. Ia memperkirakan proses tersebut rampung dalam kurun waktu sepekan hingga sepuluh hari ke depan.

Bagi Ukraina, pertemuan dengan Putin dianggap sebagai titik balik penting dalam upaya menghentikan perang yang sudah menelan banyak korban jiwa dan menghancurkan infrastruktur. Namun, apakah pertemuan itu akan benar-benar membuka jalan perdamaian atau justru menimbulkan babak baru dalam konflik, masih menjadi tanda tanya besar.