Harga Emas Antam Terjun Bebas, Sentuh Level Terendah 6 Minggu
Harga emas Antam turun ke Rp1,894 juta per gram, terendah dalam 6 minggu, sejalan dengan pelemahan emas global akibat tekanan inflasi AS.

Jakarta – Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. kembali merosot tajam pada perdagangan Senin, 18 Agustus 2025. Penurunan ini memperpanjang tren pelemahan harga emas Antam Logam Mulia selama tiga hari berturut-turut, sekaligus mencatat level terburuk dalam lebih dari satu bulan terakhir.
Berdasarkan data resmi dari laman logammulia.com, harga emas satuan 1 gram di butik LM Graha Dipta, Pulo Gadung, Jakarta, dipatok sebesar Rp1.894.000 per batang. Angka ini turun Rp2.000 dibandingkan harga perdagangan sehari sebelumnya.
Jika menengok ke belakang, harga emas kali ini merupakan yang terendah sejak 30 Juni 2025, ketika emas Antam diperdagangkan di level Rp1.880.000 per gram. Dengan begitu, harga emas kian menjauh dari psikologis Rp1,9 juta per gram yang selama ini menjadi acuan penting bagi investor maupun kolektor logam mulia.
Buyback Emas Ikut Terkoreksi
Tak hanya harga jual, nilai buyback emas Antam atau harga pembelian kembali yang ditawarkan perusahaan juga ikut terkoreksi. Pada perdagangan pagi ini, buyback dipatok di angka Rp1.740.000 per gram, turun Rp2.000 dibandingkan posisi sebelumnya.
Kondisi ini membuat banyak investor ritel yang terbiasa menjual kembali emas ke Antam harus menghadapi kenyataan bahwa keuntungan yang didapat semakin tergerus.
Tren Pelemahan Global
Pelemahan harga emas Antam sejatinya sejalan dengan pergerakan emas dunia. Pada perdagangan Senin (18/8) pukul 06.22 WIB, harga emas internasional berada di level US$3.332,52 per troy ons, melemah 0,7% dibandingkan posisi sebelumnya.
Harga emas global memang belum mampu bangkit setelah dihantam tekanan sepanjang pekan lalu. Pada Jumat (15/8/2025), emas ditutup di posisi US$3.334,99 per troy ons, turun tipis 0,02%. Meski terlihat kecil, penurunan itu melanjutkan tren negatif dua hari beruntun dengan total koreksi 0,58%.
Bahkan, jika dihitung sepanjang pekan lalu, emas dunia anjlok 1,87%, sehingga menghapus capaian positif yang sempat dicatat dalam dua pekan sebelumnya. Penutupan pekan lalu juga menjadi yang terendah di bulan ini.
Faktor Tekanan dari AS
Analis pasar melihat salah satu penyebab utama pelemahan emas berasal dari lonjakan inflasi produsen Amerika Serikat (AS). Data inflasi tersebut memicu kekhawatiran bahwa tekanan harga di tingkat konsumen akan semakin besar, sehingga investor mulai berhati-hati dalam mengalihkan dana ke aset lindung nilai seperti emas.
Selain itu, sikap wait and see pelaku pasar menjelang pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat lalu juga menambah ketidakpastian. Kondisi geopolitik yang belum jelas membuat investor memilih menahan diri, alih-alih meningkatkan kepemilikan emas.
Prospek ke Depan
Pelemahan harga emas Antam dan emas dunia tentu menjadi perhatian serius para investor. Meskipun emas masih dianggap sebagai instrumen lindung nilai jangka panjang, volatilitas jangka pendek seperti saat ini bisa menimbulkan risiko tambahan.
Banyak pengamat memprediksi harga emas masih akan bergerak fluktuatif dalam beberapa pekan ke depan, terutama jika data ekonomi Amerika Serikat kembali menunjukkan tren yang lebih agresif. Dengan situasi global yang penuh ketidakpastian, emas masih relevan, tetapi investor disarankan berhati-hati dalam mengambil keputusan jual maupun beli.
What's Your Reaction?






