Gerhana Bulan Total Terlama 2025 Sambangi Langit Aceh
Fenomena gerhana bulan total terlama sejak 2022 akan melintasi Aceh 7–8 September 2025. Masyarakat bisa menyaksikan blood moon secara langsung dan live streaming.

Banda Aceh – Warga Aceh dan seluruh Indonesia akan segera menyaksikan sebuah fenomena langka, yaitu gerhana bulan total yang akan terjadi pada Minggu malam, 7–8 September 2025, bertepatan dengan 15 Rabiul Awal 1447 H.
Menurut keterangan resmi Tim Falakiyah Observatorium Tgk Chiek Kuta Karang dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, fenomena alam ini bukan hanya dapat dinikmati di Aceh, melainkan juga terlihat di seluruh wilayah Indonesia, bahkan hingga ke Eropa, Afrika, Asia, dan Australia.
Gerhana Bulan Total Terlama Sejak 2022
Ketua Tim Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh, Alfirdaus Putra, menjelaskan bahwa gerhana bulan kali ini akan menjadi gerhana bulan total terlama sejak 2022. Saat fenomena ini berlangsung, bulan akan tampak kemerahan, sehingga sering disebut sebagai “blood moon” dalam istilah astronomi.
“Gerhana bulan total terjadi ketika posisi bumi berada tepat di antara matahari dan bulan, sehingga bulan melewati bayangan inti (umbra) bumi. Akibatnya, sinar matahari yang mengenai bulan terhalang dan membuat bulan tampak meredup hingga berubah menjadi merah tembaga,” ungkap Alfirdaus, Sabtu (30/8/2025).
Waktu Terjadinya Gerhana Bulan
Berdasarkan data falakiyah, gerhana bulan total di Aceh akan diawali dengan fase penumbra pada 7 September 2025 pukul 22.28 WIB. Setelah itu, gerhana sebagian mulai terlihat pada pukul 23.27 WIB.
Ketika memasuki fase ini, bulan purnama yang biasanya berwarna putih terang akan mulai tampak kemerahan di sisi kiri atas. Selanjutnya, pada pukul 00.30 WIB (8 September 2025), bulan akan sepenuhnya berwarna merah darah. Inilah puncak gerhana bulan total.
Fenomena ini akan berlangsung selama 1 jam 22 menit, hingga pukul 01.52 WIB. Setelah itu, warna kemerahan di bulan akan perlahan memudar. Bulan akan kembali terang sempurna sekitar pukul 02.56 WIB, menandai berakhirnya fase gerhana sebagian. Adapun fase penumbra terakhir akan selesai pada 03.55 WIB.
Perspektif Keagamaan: Momentum untuk Ibadah
Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Drs. Azhari, M.Si, menegaskan bahwa fenomena gerhana bulan adalah tanda kebesaran Allah SWT dan tidak boleh dikaitkan dengan musibah atau pertanda buruk.
Ia mengimbau masyarakat Aceh untuk menyambut peristiwa ini dengan salat khusuf (salat gerhana bulan) serta khutbah singkat setelahnya. Kemenag Aceh juga telah menyiapkan kegiatan pengamatan bersama menggunakan lima unit teleskop astronomi di halaman kantor Kanwil Kemenag Aceh. Selain itu, ibadah salat khusuf akan dipusatkan di Musala Al-Ikhlas komplek Kanwil.
“Gerhana ini merupakan pengingat kebesaran Allah. Mari kita syiarkan dengan salat khusuf meskipun waktunya tengah malam,” jelas Azhari.
Cara Menyaksikan Gerhana
Masyarakat bisa menyaksikan fenomena ini dengan cara sederhana, yaitu cukup melihat langsung ke arah bulan purnama saat malam berlangsung. Bagi yang tidak bisa hadir secara langsung, Kemenag Aceh juga menyiarkan fenomena ini secara live streaming melalui kanal YouTube Kemenag Aceh dan akun Facebook KemenagAceh.
Fenomena Langka yang Tak Boleh Terlewat
Fenomena gerhana bulan total selalu menjadi momen yang ditunggu para pecinta astronomi. Selain menawarkan keindahan alam semesta, peristiwa ini juga menjadi bahan edukasi penting, baik dari sisi sains maupun spiritual.
Bagi masyarakat Aceh, kesempatan menyaksikan gerhana bulan total terlama sejak 2022 ini tentu tidak boleh dilewatkan. Selain bisa melihat langsung “blood moon”, fenomena ini juga dapat menjadi pengingat untuk semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
What's Your Reaction?






