Marsma Fajar Gugur dalam Latihan FASI, Ini Kronologi Lengkapnya
Marsma TNI Fajar gugur dalam kecelakaan pesawat latih di Bogor saat latihan FASI. Pesawat jatuh 11 menit usai lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja.

Tragedi di Langit Bogor: Marsma Fajar Gugur dalam Latihan Penerbangan FASI
Jakarta - Langit biru yang biasanya jadi lambang harapan dan petualangan, mendadak berubah menjadi saksi bisu sebuah tragedi memilukan. Marsma TNI Fajar Adriyanto, seorang tokoh penting di dunia kedirgantaraan nasional dan mantan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU), meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat latih ringan di wilayah Ciampea, Kabupaten Bogor, pada Minggu (3/8).
Peristiwa ini bukan hanya kehilangan bagi TNI AU, tapi juga menyayat hati komunitas olahraga dirgantara Indonesia, karena pesawat tersebut merupakan bagian dari misi latihan rutin Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI), organisasi olahraga udara di bawah binaan langsung TNI AU.
Pesawat Ringsek, Bukti Kerasnya Dampak Kecelakaan
Jenis pesawat yang digunakan dalam misi tersebut adalah Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan nomor registrasi PK-S126. Dari dokumentasi visual yang tersebar di media, tampak jelas kondisi pesawat yang hancur. Moncong depan pesawat terlepas, beberapa bagian patah dan cockpit terlihat terbuka, menandakan kerasnya benturan saat jatuh.
Pesawat ditemukan dalam kondisi ringsek di area terbuka dekat TPU Astana, Ciampea. Warga sekitar yang mendengar suara keras langsung melaporkan kepada petugas, dan tidak lama kemudian tim gabungan dari TNI AU serta relawan evakuasi tiba di lokasi untuk melakukan tindakan penyelamatan.
Misi Latihan Resmi dengan Persiapan Lengkap
Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AU yang baru, Marsma TNI I Nyoman Suadnyana, misi yang dijalani Marsma Fajar bukanlah penerbangan bebas. Kegiatan ini merupakan latihan resmi dalam rangka pembinaan kemampuan anggota FASI. Organisasi ini menjadi wadah utama bagi penggemar dan profesional olahraga dirgantara di Indonesia, dengan dukungan penuh dari TNI AU.
“Latihan tersebut adalah bagian dari agenda rutin FASI untuk menjaga keterampilan para personel, dan seluruh proses telah mengikuti prosedur yang berlaku,” ujar Marsma Nyoman.
Pesawat dinyatakan dalam kondisi laik terbang, karena telah melewati serangkaian pemeriksaan teknis. Bahkan, misi tersebut mengantongi Surat Izin Terbang (SIT) resmi dengan nomor SIT/1484/VIII/2025 yang diterbitkan oleh Lanud Atang Sendjaja, lokasi tempat pesawat itu lepas landas.
Penerbangan dimulai pada pukul 09.08 WIB. Tujuan utamanya adalah untuk menjalankan latihan profisiensi — sebuah kegiatan penting guna mempertahankan keahlian teknis penerbang olahraga. Sayangnya, hanya berselang 11 menit, pesawat itu hilang kontak, dan akhirnya ditemukan jatuh pada pukul 09.19 WIB.
Evakuasi dan Upaya Penyelamatan Nyawa
Sesaat setelah insiden, dua orang awak pesawat langsung dievakuasi ke RSAU dr. M. Hassan Toto, rumah sakit milik TNI AU. Sayangnya, nyawa Marsma Fajar tidak dapat diselamatkan. Ia dinyatakan meninggal dunia sesaat setelah tiba di rumah sakit.
Sementara itu, rekan penerbangnya, Roni, yang bertugas sebagai kopilot, selamat namun dalam kondisi luka serius dan masih menjalani perawatan intensif. Informasi lebih lanjut mengenai kondisi Roni serta keterangannya sebagai saksi kunci masih menunggu perkembangan medis lebih lanjut.
Investigasi dan Pengamanan Lokasi
Lokasi jatuhnya pesawat langsung diamankan oleh petugas gabungan, termasuk dari TNI AU dan unsur kepolisian. Garis polisi dipasang di sekitar area jatuhnya pesawat untuk mencegah kerumunan dan gangguan terhadap proses investigasi.
Hingga saat ini, penyebab pasti kecelakaan masih dalam penyelidikan intensif. Beberapa faktor yang sedang dianalisis meliputi cuaca, kondisi mesin pesawat, serta kemungkinan adanya kesalahan prosedural atau teknis lainnya. Investigasi menyeluruh diharapkan dapat memberikan kejelasan dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Ucapan Duka dan Penghormatan dari TNI AU
TNI AU secara resmi menyampaikan duka cita mendalam atas kehilangan Marsma Fajar. Dalam pernyataannya, Marsma Nyoman menggambarkan almarhum sebagai sosok teladan yang semangatnya dalam membina dan memajukan dunia penerbangan Indonesia tak pernah padam.
“Semangat, keteladanan, dan pengabdian beliau akan senantiasa menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjaga langit Indonesia,” ujarnya dengan nada penuh haru.
Marsma Fajar selama ini memang dikenal bukan hanya sebagai perwira tinggi, tetapi juga sebagai mentor yang rendah hati. Ia turut aktif dalam pelatihan, pengembangan bakat muda, dan promosi olahraga udara ke berbagai daerah di Indonesia.
Potret Penerbangan Olahraga dan Tantangan Keamanan
Kecelakaan ini membuka kembali diskusi publik terkait standar keselamatan dalam olahraga penerbangan. Meskipun bersifat rekreatif atau pembinaan, risiko dalam penerbangan ringan tetap sangat tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi menyeluruh terhadap kelayakan armada, pelatihan awak, dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan dirgantara.
FASI bersama TNI AU dipastikan akan melakukan audit internal pascakejadian ini. Diharapkan, tragedi ini menjadi pengingat dan pelajaran berharga untuk terus meningkatkan aspek keselamatan, tanpa mengurangi semangat pengembangan dunia dirgantara.
Jejak dan Warisan Seorang Penerbang Teladan
Kepergian Marsma Fajar meninggalkan ruang hampa di hati banyak orang. Tidak hanya keluarga dan rekan kerja, tetapi juga mereka yang pernah merasakan bimbingan dan semangat beliau dalam dunia penerbangan.
Namanya mungkin telah hilang dari daftar aktif perwira, tapi jejaknya akan abadi dalam sejarah aviasi Indonesia. Ia telah menjadikan langit sebagai ladang pengabdian, dan kini, ia pun berpulang dalam pelukan langit yang sama.
What's Your Reaction?






