Kebakaran Sumur Minyak Ilegal di Blora, 3 Warga Tewas
Kebakaran sumur minyak ilegal di Blora tewaskan 3 warga, puluhan mengungsi, dan tim gabungan masih berjibaku memadamkan api.

Blora, Jawa Tengah – Tragedi kebakaran sumur minyak ilegal di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, terus menelan korban jiwa. Hingga Senin (18/8) siang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora melaporkan tiga warga meninggal dunia akibat luka bakar serius yang mereka alami.
Kepala Pelaksana BPBD Blora, Mulyowati, menyebutkan ketiga korban meninggal adalah:
-
Tanek (60), warga Desa Gandu, RT 01 RW 02.
-
Sureni (52), warga Dukuh Gendono, RT 04 RW 01.
-
Wasini (50), warga Dusun Bendono, RT 02 RW 01.
Selain korban jiwa, dua orang lainnya masih menjalani perawatan intensif di RSUD dr. Sardjito Yogyakarta, yakni Yeti (30) dan AB (2), balita yang juga berasal dari Desa Gandu. Keduanya mengalami luka bakar cukup parah dan membutuhkan penanganan lanjutan.
Puluhan Warga Mengungsi
Peristiwa kebakaran yang terjadi pada Minggu (17/8) sekitar pukul 11.30 WIB ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga membuat 50 kepala keluarga (KK) harus mengungsi ke rumah kerabat mereka demi keselamatan.
Selain itu, kebakaran turut berdampak pada hewan ternak milik warga. Enam ekor sapi dan tiga kambing berhasil diselamatkan, namun satu ekor sapi dan dua kambing dilaporkan mati terbakar.
Kerusakan rumah warga juga cukup parah. Satu rumah milik Tamsir, warga Dukuh Gendono, mengalami rusak berat. Sementara empat rumah lainnya milik Sureni, Sukrin, Suntari, dan Suparman tercatat mengalami kerusakan sedang akibat kobaran api.
Penyebab: Ledakan Gas dari Sumur Minyak
BPBD Blora menjelaskan, kebakaran ini dipicu blow out pada sumur minyak ilegal milik warga. Ledakan disertai semburan gas menyebabkan api langsung membesar dan sulit dikendalikan.
“Api cukup besar dengan tekanan gas yang tinggi, sehingga tidak bisa ditangani sendiri. Kami sudah berkoordinasi dengan Pertamina HSSE dan Badan Pengelola Energi (BPE),” ungkap Mulyowati.
Hingga Senin siang, tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, serta relawan masih terus berjibaku di lokasi untuk melakukan pemadaman, membangun tanggul, dan menyalurkan suplai air agar api tidak semakin meluas.
Penanganan Korban Masih Berlanjut
Berdasarkan laporan awal dari RSUD dr. R. Soetijono Blora, satu korban meninggal dunia saat tiba di IGD dengan luka bakar 90 persen. Sementara itu, empat korban lain mengalami luka bakar serius dan tengah menunggu proses rujukan ke rumah sakit rujukan nasional melalui Sistem Rujukan Terintegrasi (Sisrute).
Farida, Kabid Pelayanan RSUD dr. R. Soetijono Blora, menjelaskan bahwa rujukan ke RSUP dr. Kariadi Semarang masih menunggu ketersediaan dokter, sementara rujukan ke RSUD dr. Soetomo Surabaya sedang dipersiapkan oleh dua dokter spesialis.
Ilegal Drilling Jadi Ancaman Serius
Fenomena pengeboran minyak ilegal atau illegal drilling bukan hal baru di Kabupaten Blora. Aktivitas ini sering kali dilakukan masyarakat secara tradisional dengan peralatan seadanya. Namun, praktik ini menyimpan risiko besar, mulai dari kecelakaan kerja, kerusakan lingkungan, hingga bencana kebakaran seperti yang terjadi kali ini.
Pemerintah daerah bersama aparat terkait kini tengah mengkaji langkah penanganan lebih lanjut, termasuk upaya pencegahan agar peristiwa serupa tidak kembali terulang.
Tragedi di Dukuh Gendono menjadi peringatan keras tentang bahaya aktivitas pengeboran ilegal. Selain mengancam keselamatan warga, praktik ini juga menimbulkan kerugian materiil yang besar. BPBD Blora mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan serta segera melaporkan aktivitas berbahaya yang berpotensi menimbulkan bencana.
What's Your Reaction?






